Kami adalah perusahaan teknologi tinggi nasional. Saat ini, terdapat banyak jenis kain tenunan sendiri dan proses kooperatif, antara lain kain handuk rajutan lusi mikrofiber, kain handuk rajutan pakan, bulu karang, dll.
Kemampuan bernapas dari kain tenun dapat sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis serat yang digunakan, pola tenun, dan perlakuan atau pelapisan tambahan apa pun yang diterapkan pada kain. Pernapasan mengacu pada kemampuan kain untuk membiarkan udara dan kelembapan melewatinya, yang dapat mempengaruhi kenyamanan saat kain dipakai atau digunakan dalam berbagai aplikasi. Berikut adalah beberapa pertimbangan mengenai kemampuan bernapas pada kain tenun:
Jenis Serat: Serat alami seperti katun dan linen dikenal karena kemampuan bernapasnya. Bahan ini memiliki struktur terbuka dan berpori yang memungkinkan udara bersirkulasi sehingga cocok untuk pakaian cuaca hangat. Serat sintetis seperti poliester dan nilon biasanya kurang menyerap keringat tetapi dapat dimodifikasi atau dicampur dengan serat alami untuk meningkatkan sirkulasi udara.
Pola Tenun: Pola tenunan yang digunakan pada kain tenun dapat berdampak signifikan terhadap sirkulasi udaranya. Beberapa pola tenun, seperti tenunan polos, memiliki struktur yang relatif terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Lainnya, seperti tenunan kepar atau satin, mungkin lebih padat dan kurang menyerap keringat. Ketatnya tenunan dan ukuran jalinan mempengaruhi seberapa mudah udara dapat melewati kain.

Perawatan Penyelesaian: Produsen dapat menerapkan perawatan penyelesaian pada kain tenun untuk meningkatkan atau mengurangi kemampuan bernapas. Misalnya, lapisan kedap air atau kedap air dapat mengurangi kemampuan kain untuk bernapas dengan menghalangi masuknya uap air dan udara. Sebaliknya, pelapis atau perawatan yang dapat menyerap keringat dapat menjaga sirkulasi udara sekaligus menambah ketahanan terhadap air atau noda.
Jumlah Benang: Jumlah benang atau kepadatan benang pada kain tenun juga dapat memengaruhi kemampuan bernapasnya. Kain dengan jumlah benang yang lebih sedikit sering kali memiliki jarak antar benang yang lebih besar, sehingga memungkinkan sirkulasi udara yang lebih baik. Namun, jumlah benang yang sangat sedikit dapat membahayakan kekuatan dan daya tahan kain secara keseluruhan.
Aplikasi: Tingkat sirkulasi udara yang diinginkan pada kain tenun bergantung pada tujuan penggunaannya. Untuk pakaian aktif dan olahraga, kemampuan bernapas yang tinggi sering kali penting untuk menghilangkan kelembapan dan menjaga kenyamanan selama aktivitas fisik. Sebaliknya, pakaian kerja atau pakaian pelindung tugas berat mungkin memprioritaskan ketahanan dan ketahanan terhadap elemen eksternal dibandingkan kemampuan bernapas.
Pelapisan: Dalam beberapa kasus, sirkulasi udara dapat ditingkatkan dengan melapisi kain. Misalnya, kain tenun yang menyerap keringat dapat digunakan sebagai lapisan luar, sementara lapisan yang menyerap kelembapan atau menyerap keringat ditambahkan untuk meningkatkan kenyamanan dan kinerja.
Kondisi Lingkungan: Faktor lingkungan, seperti kelembapan dan suhu, juga dapat memengaruhi kemampuan kain untuk bernapas. Kelembapan yang tinggi dapat mengurangi kemampuan kain untuk menguapkan kelembapan secara efektif, sehingga berpotensi memengaruhi kenyamanan.
Daya serap kain tenun dipengaruhi oleh jenis serat, pola tenun, perawatan akhir, dan tujuan penggunaan. Meskipun beberapa kain tenun dapat bernapas secara alami, kain lainnya dapat dimodifikasi atau diolah untuk mencapai karakteristik kinerja tertentu. Saat memilih kain tenun untuk aplikasi tertentu, penting untuk mempertimbangkan kemampuan bernapas sebagai salah satu faktor yang dapat memengaruhi kenyamanan dan fungsionalitas.