Kami adalah perusahaan teknologi tinggi nasional. Saat ini, terdapat banyak jenis kain tenunan sendiri dan proses kooperatif, antara lain kain handuk rajutan lusi mikrofiber, kain handuk rajutan pakan, bulu karang, dll.
Kekuatan dan daya tahan kain tenun dapat sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis serat yang digunakan, pola tenun, proses finishing, dan tujuan penggunaan kain. Berikut beberapa pertimbangan mengenai kekuatan dan keawetan kain tenun:
Jenis Serat: Pemilihan serat yang digunakan pada kain memainkan peran penting dalam kekuatan dan daya tahannya. Serat alami seperti katun dan linen umumnya kurang tahan lama dibandingkan serat sintetis seperti poliester atau nilon. Untuk aplikasi dengan tekanan tinggi, seperti tekstil industri atau luar ruangan, serat sintetis sering kali lebih disukai karena kekuatan dan ketahanannya yang lebih besar terhadap keausan.
Pola Tenun: Pola tenunan yang digunakan pada kain dapat mempengaruhi kekuatannya. Kain dengan pola tenunan yang lebih rapat, seperti tenunan kepar atau satin, cenderung lebih kuat dan tahan lama dibandingkan kain dengan tenunan lebih longgar seperti tenunan polos. Cara jalinan benang lusi dan benang pakan dapat mempengaruhi stabilitas dan ketahanan kain terhadap regangan.

Perawatan Penyelesaian: Produsen dapat menerapkan perawatan penyelesaian pada kain tenun untuk meningkatkan daya tahannya. Perawatan ini dapat mencakup proses seperti mercerisasi (untuk kapas), perawatan anti-pilling, atau pelapisan untuk menambah ketahanan terhadap air, sinar UV, atau abrasi.
Jumlah Benang: Jumlah benang atau kepadatan benang adalah jumlah benang lusi dan benang pakan per inci persegi pada kain tenun. Jumlah benang yang lebih banyak umumnya menghasilkan kain yang lebih padat dan tahan lama. Namun, jumlah benang yang terlalu banyak dapat mengurangi sirkulasi udara dan fleksibilitas.
Tujuan Penggunaan: Persyaratan ketahanan kain tenun bergantung pada tujuan penggunaannya. Misalnya, kain pelapis, pakaian kerja, dan tekstil luar ruangan harus sangat tahan lama agar tahan terhadap penggunaan yang sering dan potensi tekanan, sementara kain pakaian yang halus mungkin lebih mengutamakan estetika daripada daya tahan ekstrem.
Perawatan dan Pemeliharaan: Perawatan dan pemeliharaan yang tepat juga berperan penting dalam menjaga kekuatan dan daya tahan kain tenun. Mengikuti petunjuk perawatan, seperti pedoman mencuci dan mengeringkan, dapat memperpanjang umur kain.
Faktor Lingkungan: Kondisi lingkungan, seperti paparan sinar matahari, kelembapan, dan fluktuasi suhu, dapat mempengaruhi umur panjang kain tenun. Paparan sinar UV, misalnya, dapat menyebabkan warna kain memudar seiring berjalannya waktu.